Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Pengalaman menunjukkan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu. Hal ini berarti bahwa reaksi yang sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam materi ini akan dibahas faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai tentang peristiwa yang menerapkan prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
- Makanan yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama
- Bahan makanan yang dipotong-potong matang lebih cepat
- Mencuci dengan detergen yang lebih banyak membuat pakaian lebih bersih
- Pembakaran zat makanan dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relative rendah, sedangkan di laboratorium pembakaran serupa hanya dapat berlangsung pada suhu yang jauh lebih tinggi
- Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan
Adapun faktor - faktor yang
memengaruhi laju suatu reaksi antara lain:
1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan partikel
saling bertumbukan, sehingga reaksi bertambah cepat. Banyaknya zat terlarut di
dalam sejumlah pelarut disebut konsentrasi. Semakin banyak pereaksi (zat
terlarut), maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika
dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada
konsentrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak,
sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju
reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat
terbentuk. Beberapa contoh
2. Luas Permukaan Sentuhan
Semakin kecil ukuran suatu zat padat maka luas permukaan
bidang sentuh zat padat tersebut semakin besar sehingga semakin cepat reaksi
berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat
dibandingkan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk
padat memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada sebuah
bongkahan zat padat. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur
atau bersentuhan dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antar luas
permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul.
Suatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Bila kita mempunyai kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1cm. Luas permukaan kubus bagian depan 1 cm x 1 cm = 1 cm². Luas permukaan bagian belakang, kiri, kanan, atas dan bawah, masing-masing juga 1cm². Jadi luas permukaan seluruhnya 6 cm².
Pengaruh luas permukaan banyak
diterapkan dalam industri, yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan yang
berupa padatan sebelum direaksikan. Ketika kita makan, sangat dianjurkan untuk
mengunyah makanan hingga lembut, agar proses reaksi di dalam lambung
berlangsung lebih cepat dan penyerapan sari makanan lebih sempurna.
3. Suhu
Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu
memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat
dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan)
pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses
pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan
naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Ingat, laju reaksi ditentukan
oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan
menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan
partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan
menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga
reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100⁰C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia.
Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh
molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya,
molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang
lebih besar makin sering terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang
mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga
makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.
Komentar
Posting Komentar